Murid ini bertanya kepada gurunya " Pelatih mengapa saya hanya diajarkan satu jurus saya, itu namanya tidak adil". Jawab pelatih : muridku aku tahu bahwa kamu punya kelemahan oleh karena itu kamu hanya aku beri satu jurus saja, coba kamu renungkan apa itu kelemahan dan kelebihan yang ada pada diri kamu.
Murid tersebut tidak membantah lagi tetapi dia berlatih dengan satu jurus itu saja dan berpikir terus menerus tentang kelemahan dan kelebihan satu jurus ini. Singkat cerita, ketika ada seleksi tingkat kecamatan, Pelatih mengirimkan si buntung bukan yang lain. Ternyata si buntung dapat mengalahkan lawan-lawannya dan berhak mewakili tingkat kecamatan menuju seleksi tingkat kabupaten. Seleksi tingkat kabupatenpun digelar, semua peserta seleksi terheran-heran melihat peserta si buntung ini, kok bisa masuk seleksi tingkat kabupaten. Pertandinganpun dimulai satu persatu lawan-lawan si buntung dikalahkan, dan akhirnya si buntung menjadi "JUARA I".
Ketika perjalanan pulang bersama pelatihnya, si buntung bertanya : Pelatih mengapa saya bisa juara, sedangkan yang tanggannya lengkap kalah dengan saya. Jawab pelatih : "Selama ini orang itu hanya melihat kelebihannya saja (punya tangan lengkap dan jurus banyak) tetapi tidak mau atau tidak mengakui kelemahannya, sedangkan kamu sudah berhasil mengetahui KELEBIHAN DAN KELEMAHANNYA.
Hikmah : Kita diciptakan Tuhan punya kelebihan dan kelemahan. Kelebihan kita dorong untuk keberhasilan sedangkan kelemahan kita gunakan sebagai pertahanan.
